Informasi akuntansi adalah suatu hasil dari suatu proses pengolahan data yang
bersifat kuantitatif dalam ukuran uang, bersumber dari transaksi kegiatan operasi
suatu badan usaha atau unit organisasi dapat berupa laporan keuangan badan usaha
atau unit organisasi tersebut, untuk disampaikan kepada pihak yang memerlukan dan
dapat dipergunakan oleh para pihak yang berkepentingan dalam pemilihan berbagai
alternatif keputusan ekonomi.
![]() |
Foto: Illustrasi |
Informasi akuntansi tidak terlepas
dari proses akuntansi dan laporan keuangan yang dapat diinterpretasikan melalui
berbagai analisis laporan keuangan, yang mana salah satu di dalamnya adalah analisis
rasio keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa rasio-rasio keuangan juga
merupakan bagian dari proxy informasi akuntansi. Dalam kaitannya dengan return saham, terdapat 3 (tiga) rasio keuangan yang
merupakan proxy informasi akuntansi yang mempengaruhi harga saham, diantaranya:
Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba besih
berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA sering juga disebut sebagai Return On Investment (ROI). ROA merupakan suatu ukuran keseluruhan
profitabilitas perusahaan. Rasio ini lebih luas dari return on common
stockholdersĂ equity. Karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para
pemegang saham dan kreditur dengan jumlah aset:
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aktiva. Rendahnya rasio
ini disebabkan oleh:
- Rendahnya Basic Earning Power (BEP) perusahaan.
- Tingginya tingkat bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.
Pengembalian atas aktiva atau modal berguna bagi evaluasi manajemen,
analisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian.
Penggunaan angka pengembalian atas aktiva atau modal untuk tujuan tersebut
membutuhkan pemahaman mendalam mengenai ukuran pengembalian ini,
karena ukuran pengembalian mencakup komponen-komponen yang
berpotensi memberikan kontribusi pada pemahaman kinerja perusahaan.
Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba
perusahaan yang tersedia untuk pemegang saham umum. Dividend Payout merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. Dividend per share merupakan jumlah dari deviden per lembar saham yang
dibagikan kepada para pemegang saham, sedangkan earning merupakan
jumlah laba bersih setelah pajak per lembar saham. Para pemodal yang
menekankan hasil atas investasi mereka mungkin pula berminat pada rasio
pembayaran deviden yakni persentase laba saham biasa yang dibayarkan
dalam bentuk deviden. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan
menganut kebijakan deviden konservatif ataukah liberal dan dapat pula
menunjukkan apakah perusahaan menahan dana untuk pendanaan internal
pertumbuhan perusahaan. Rumus untuk menghitung rasio pembayaran
deviden adalah:
Earning per Share (EPS)
EPS merupakan salah satu indikator dari keberhasilan perusahaan. EPS adalah
laba per lembar saham yang merupakan keuntungan yang dapat dihasilkan
dari perubahan setiap unit saham selama periode tertentu. Apabila EPS
mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari
harga saham perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pergerakan harga
saham dipengaruhi pendapatan perlembar saham, sedangkan laba perlembar
saham dipengaruhi oleh pendapatan dari perusahaan. EPS dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dengan mengetahui EPS, investor akan mengetahui seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar deviden kepada pemegang saham.
Deviden sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan
keuntungan perusahaan. Deviden mempunyai informasi, dalam arti
meningkatnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda
meningkatnya kinerja perusahaan di masa mendatang dan menurunnya
pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda menurunnya kinerja
perusahaan besarnya deviden yang dibayarkan kepada para investor
tergantung dari kebijakan deviden yang diterapkan oleh masing-masing
perusahaan. Kebijakan deviden hakikatnya adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau
ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earnings) untuk investasi di masa
yang akan datang.
Untuk mengetahui sejauh mana investasi
yang akan ditanamkan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang
sesuai dengan harga saham yang diisyaratkan investor dapat dilihat dari informasi
akuntansi yang diproxy melalui:
- Return on Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini dapat dinilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Formulasi yang digunakan untuk menghitung rasio ini:
- Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Formulasi yang digunakan:
- Return on Equity (ROE) Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Formulasi yang digunakan untuk menghitung rasio ini:
- Book Value per Share (BVS) Rasio ini digunakan untuk mengukur shareholders equity atas setiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan menggunakan formulasi: