Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun petematasan pemikiran. Ketematasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kurarig seksama, dan cara berpikir yang sedehana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat Dengan demikian pengetahtian yang terlaunpul belum dapat memberikan kepuasan tedladap rasa ingin tahu manusia, masih jauh dari kebenaran.
![]() |
Foto: Illustrasi |
Untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia menciptakan mitos-mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat dialam.
Secara garis besar dapat dibedakan 3 macam mitos, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda. Dalam mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguh-Sungguh .dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat. Karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Mitos yang merupakan cerita rakyat usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga .sulit diperiksa kebenarannya.
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan deogan terjadinya suatu daerah.
Pada masa prasejarah. tersebut, mitos dapat diterima dan dipercaya kebenaramiya karena:
- keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan pengindraan, baik langsung maupun dengan alat
- keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
- hasrat ingin"tahwtya terpenuhi.
Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin baik, mitos dengan berbagai legendanya mulai ditinggalkan. Orang mulai menggunakan akal sehat serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam.
Kegiatan untuk memperoleh atau menemukan pengetahuan yang benar disebut berpikir, sedangkan proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran. Pengetahuan yang diperoleh tidak berdasarkan penalaran digolongkan pada pengetahuan yang non ilmiah atau bukan ilmu pengetahuan.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak bedasarkan penalaran, yaitu :
- Prasangka, pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan
- Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu.Pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran,tanpa penurutan pikiran
- coba-ralat atau trial and error, suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan