Gunung api merupakan lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya
cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang
dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi
keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng
tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang
sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang
keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung
dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
![]() |
Foto: Illustrasi Gunung Api |
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya
letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
(1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt,
umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan,
terjadi pada celah atau kepundan sederhana; (2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir
sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal,
umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua; (3)
Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi
atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik.
Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh
endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan
lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan
material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapiutama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang
dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif
atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera,
bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera
terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian
besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi
akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent,
terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok
bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah
sehingga melebar menjadi kaldera; (3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau
patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan
dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di
antara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya
ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan
gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal
dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
Pembentukan Gunung api
Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang
gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai
hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil
manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan
di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik.
Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan
Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil
yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus
berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari
kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat
umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia
pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan
penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta
tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba
dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan
dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat
dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak
samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak
samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada
penipisan kerak samudera.
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki
fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua faktor tersebut
sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian
gunung api..
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi
sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure
radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi
pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai
dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan
panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke
permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar
mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan
menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka
bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam
lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya
mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang
disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke
arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas
mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau
dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir
melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35
km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih
tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua
posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan
keduanya mengapung di atas astenosfir.
.
Proses Pembentukan Gunung api.
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :
- Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera..
- Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
- Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan..
- Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai..
Bahaya Gunung api
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak
langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang
langsung oleh letusan gunungapi adalah :
- Leleran lava leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.
- Aliran piroklastik (awan panas) aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.
- Jatuhan piroklastik Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.
- Lahar letusanLahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
- 5. Gas vulkanik beracun Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.