Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun tugas akhir (skripsi, tesis atau disertasi) adalah menentukan judul penelitian. Kesulitan untuk menentukan judul penelitian ini sangat terasa, khususnya bagi para peneliti muda yang akan memulai menekuni bidang penelitian atau para mahasiswa yang akan menyelesaikan masa studinya melalui kegiatan penelitian.
Kesulitan-kesulitan yang dialami untuk menentukan judul penelitian diantaranya tampak dari beberapa fenomena sebagai berikut:
- Judul usulan penelitian yang diajukan ditolak. Alasan penolakan judul usulan penelitian yang diajukan antara lain disebabkan oleh: (a) Judul yang diajukan tidak atau kurang jelas, baik menyangkut variabel maupun objeknya. Judul yang baik, harus jelas variabelnya, apakah penelitian itu melibatkan satu variabel, dua variabel atau lebih, serta mana variabel yang menjadi variabel bebas dan variabel terikatnya. Selain itu agar judul yang diusulkan jelas, perlu memperhatikan atau disertakan objek penelitian pada variabel yang dikaji. Misalnya, seseorang ingin meneliti tentang masalah pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai pada suatu perusahaan. Maka judul yang dapat ditulis adalah: “Pengaruh Pengawasan Kepala Bagian Distribusi terhadap Kinerja Pegawai Bidang Pelayanan Air Bersih pada PT X”. Berdasarkan contoh tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut. Variabel yang dikaji adalah variabel pengawasan sebagai variabel bebas (X) dan variabel kinerja sebagai variabel terikat (Y). Pada variabel pengawasan perlu diikuti dengan objeknya, pengawasan siapa, misalnya tadi pengawasan kepala bagian distribusi. Begitupun pada variabel terikatnya, dalam contoh ini kinerja, perlu diikuti oleh objeknya, kinerja siapa, misalnya kinerja pegawai bidang pelayanan air bersih.
- Judul yang diajukan tidak atau kurang relevan dengan bidang ilmu (core competence) yang ditekuni oleh seseorang. Contoh, seorang mahasiswa pada jurusan manajemen perkantoran, membuat judul usulan penelitian dengan topik kajian tentang pemasaran. Tentu saja ini tidak relevan untuk dikaji karena topik kajian tentang pemasaran relevan untuk dikaji oleh mahasiswa pada jurusan manajemen pemasaran. Meskipun misalnya pada jurusan manajemen perkantoran ini ada mata kuliah pemasaran yang dipelajari oleh mahasiswa tersebut. Kenapa harus ada relevasi bidang ilmu yang ditekuni seseorang dengan tema yang akan diteliti, ini berkaitan, khususnya, dengan kedalaman kajian atau pembahasan hasil penelitian nantinya. Oleh karena itu harus ada relevansi antara Judul yang diajukan dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh seseorang.
- Ketidaksesuaian antara judul penelitian dengan masalah yang dikaji.
- Judul penelitian yang diusulkan sebagai topik kajian tidak didukung oleh bukti-bukti atau data empirik yang dapat menunjukan bahwa topik tersebut layak untuk diteliti.
Objek penelitian, berkaitan dengan variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti, baik variabel masalah maupun variabel-variabel yang diduga merupakan variabel yang mempengaruhi variabel masalah. Dengan demikian, penentuan variabel-variabel penelitian melalui studi pendahuluan merupakan salah satu upaya dari peneliti untuk memilih variabel-variabel yang tepat, dan secara empirik merupakan variabel masalah dan juga variabel penyebab yang determinan, sebagai mempengaruhi variabel masalah.
Hal ini berarti bahwa untuk melakukan penelitian atau memperoleh hasil penelitian yang berkualitas, bermanfaat dan bermakna, maka seorang peneliti tidak cukup hanya berdasarkan pada teori-teori saja dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya, karena belum tentu variabel-variabel yang dipilih berdasarkan teori-terori tadi, merupakan variabel yang sesuai secara empirik perlu untuk diteliti. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan apabila seorang peneliti dalam menentukan judul penelitiannya, melakukan studi pendahuluan di samping melakukan kajian teori.
Sementara subjek penelitian, berkaitan dengan responden. Memilih responden yang tepat merupakan satu keharusan untuk memperoleh data atau informasi yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Oleh karena itu peneliti harus menetapkan responden yang reliabel (terpercaya) dalam memberikan data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti.
Memilih responden yang terpercaya antara lain dilakukan dengan mengkaji karakteristik-karakteristik yang melekat pada responden tersebut, misalnya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jenis keahlian yang dimiliki, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Karakteristik-karakteristik yang melekat pada responden tersebut kemudian disesuaikan dengan kebutuhan akan data atau informasi yang akan digunakan untuk menjelaskan masalah atau variabel yang dikaji.
Disinilah pentingnya melakukan studi pendahuluan, karena akan diperoleh masalah dan judul penelitian yang sesuai dengan kondisi empirik, sehingga pada akhirnya hasil penelitian akan lebih bermakna dan berkualitas, serta bermanfaat baik secara ilmiah maupun praktis. Oleh karena itu bagi peneliti sangat dianjurkan melakukan studi pendahuluan dalam kegiatan penelitiannya.
Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2011, Panduan Praktis Memahami Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.