![]() |
gambar Ilustrasi |
Sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pencapaian Sa'di, penulis klasik abad ke-13. Para kritikus Barat kagum bahwa Sa'di dapat menulis dua karya klasik yang luar biasa, “The Orchard” (Bustan) dan “The Rose Garden” (Gulistan) dalam jangka waktu dua atau tiga tahun. Dua karya utama ini, sangat dikenal oleh setiap orang Persia dan dihargai sebagai prestasi tertinggi, karena kekayaan materi dan keindahan syair yang nyaris sulit dicari tandingnya. Sa'di seorang yang tiada memiliki apa pun, hampir sepanjang hidupnya mengembara. Ia dididik oleh guru Sufi, Gilani (al-Jilani) dan Suhrawardi. Dalam The Rose Garden, Sa'di menyempurnakan tulisannya (tetap tidak dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa Barat) dengan bahasa dan struktur sederhana yang digunakan sebagai buku pegangan utama murid-murid Persia, dan seolah hanya mengandung cerita-cerita dan aforisme moral.
Sementara itu, pada saat yang sama hal itu diakui oleh sebagian besar kaum sufi masyhur, sebagai pengetahuan sufistik paling dalam yang dapat ditulis.
Keheranan atas pencapaian ini, ketika seseorang melihat tingkat-tingkat yang berbeda dari materi tersebut tersambung satu sama lain, tidak dapat diungkapkan.
Dua buku ini tidak hanya mengandung kutipan-kutipan, peribahasa, praktik kebijakan, dan pernyataan pemikiran; tetapi ditulis dengan cara yang dapat diterima oleh mereka yang dibutakan oleh kefanatikan agama. Dengan cara ini Sa'di menerima, membentuk dan meneruskan pemahaman Sufi.
Pilihannya terhadap bentuk literatur klasik, memastikan pemeliharaan dan pengkomunikasian pesan-pesannya sepanjang masa; karena tidak seorang pun dapat memisahkan Sa'di dari literatur Persia, dan karena itu sufisme terlindungi dengan cara ini.
Kutipan karya-karya berikut adalah tulisan terjemahan, untuk menunjukkan bagaimana mudahnya bagi pembaca awam.
Mencabut bulu ketidakpedulian dari telinga orang yang sadar, agar kearifan orang mati dapat menjangkau telingamu.
Pintu
Orang yang tidak beruntung adalah orang
yang memalingkan kepalanya dari pintu ini.
Karena ia tidak akan menemukan pintu lainnya.
Permata Dan Debu
Mutiara yang jatuh ke lumpur tetap berharga.
Debu yang naik ke firdaus, tetap tidak berharga.
Hari Peperangan
Di hari peperangan, kuda gesit
--bukan lembu jantan yang lamban--
itulah yang akan digunakan.
Ahli Kimia dan Si Bodoh
Ahli kimia meninggal dalam keadaan menderita dan frustrasi—sementara si bodoh menemukan harta benda dalam reruntuhan.
Mutiara
Rintik hujan, menetes dari awan,
Merasa malu bila bertemu lautan.
"Siapa diriku jika berada di lautan?" katanya.
Ketika ia melihat dirinya dengan kerendahan,
Tempurung melindunginya dalam pelukan.
Kekuasaan
Kekuasaan di dunia dari ujung ke ujung
Lebih tidak berharga daripada tetesan darah di atas bumi.
Pencuri dan Selimut
Seorang pencuri memasuki rumah seorang Sufi, dan tidak menemukan apa pun di sana. Ketika ia pergi, si darwis merasakan kekecewaannya dan melempar si pencuri dengan selimut alas tidurnya, agar pencuri itu tidak pergi dengan tangan hampa.
Belajar
Tidak seorang pun belajar seni memanah dariku.
Siapa yang tidak memaksaku, pada akhirnya, menjadi sasaran.
Orang yang Tidak Berbentuk
Bagi seseorang yang tidak terbentuk dalam sebuah komunitas
Hati dari para Bijak akan menderita sakit--
Bagai kolam dipenuhi mawar air, dan seekor anjing jatuh di dalamnya, mengotorinya.
Pelajar dan Pertapa
Beri uang kepada pelajar, supaya mereka dapat terus belajar. Jangan beri apa pun kepada pertapa, agar mereka tetap menjadi pertapa.
Kalajengking
Seekor kalajengking ditanya, "Mengapa kau tidak keluar di musim dingin?"
Dijawabnya, "Perlakuan apa yang kuterima di musim panas, sehingga aku harus keluar di musim dingin?"
Kayu hijau dapat dibengkokkan;
Ketika kering, hanya api yang meluruskannya.
Perahu
Kalau Nuh yang jadi kapten, apa yang mesti ditakutkan?
Takdir si Anak Serigala
Takdir bagi anak serigala adalah menjadi serigala, sekalipun ia dibesarkan diantara anak manusia.
Pohon yang Gundul
Tidak seorang pun melempar batu ke pepohonan yang gundul.
Kesombongan
Seseorang yang memiliki kesombongan di kepalanya--
Jangan bayangkan ia akan pernah mendengar kebenaran.
Jalan yang Lurus
Aku tidak pernah melihat manusia tersesat kalau ia berada di jalan yang lurus.
Sangkar
Ketika burung beo dikunci bersama burung gagak, ia berpikir bahwa merupakan keberuntungan dapat keluar dari sangkar.
Relatif
Sebuah lampu sama sekali tidak tampak bercahaya di hadapan matahari;
Dan sebuah menara yang tinggi tampak rendah di bawah kaki gunung.
Apabila engkau membakar hutan, jika dirimu bijak,
Engkau akan menghindari harimau.
Informasi dan Pengetahuan
Sebanyak apa pun engkau belajar, tidak akan mengerti jika tidak bertindak.
Seekor keledai yang membawa buku, tidaklah menjadi seorang cendekiawan maupun bijak.
Kehampaan akan esensi, apa yang ia pelajari--
Apakah kayu bakar atau buku?
Pawang Gajah
Jangan berteman dengan pawang gajah,
Jika engkau tidak memiliki ruang yang cukup untuk menjamu gajah.
Seorang Darwis yang Bersumpah untuk Menyendiri
Seorang darwis yang bersumpah untuk menyendiri duduk di padang pasir, ketika seorang raja berlalu beserta rombongannya.
Karena sedang dalam keadaan konsentrasi, ia tidak memerhatikan. Bahkan tidak mengangkat kepalanya saat arak-arakan melintasinya.
'Sang raja, yang ingin dihormati sebagaimana layaknya, merasa marah dan berkata, "Orang-orang berjubah compang-camping ini tidak berperasaan, seperti binatang, tidak tahu kesopanan maupun kerendahan hati."
Wazir sang Sultan mendekatinya dan berkata, "Wahai kaum darwis! Sultan dari seluruh dunia baru saja melintasimu, mengapa engkau tidak menghormatinya?"
Si darwis menjawab, "Biarkan Sultan mencari penghormatan dari mereka yang mencari keuntungan atas niat baiknya. Katakan kepadanya juga, bahwa para raja diciptakan untuk melindungi rakyat. Rakyat tidak diciptakan untuk melayani raja."
Keselamatan dan Kekayaan
Di dalam laut, kekayaan terlalu sulit dibandingkan.
Tetapi jika engkau mencari keselamatan, ada di tepi laut.
Rumah dan Unta
Seekor rubah berlari-lari ketakutan. Seseorang bertanya apa masalahnya. Jawab rubah, "Mereka menggunakan unta untuk dipekerjakan."
"Bodoh! " jawab orang tersebut, "Takdir unta tidak ada hubungannya dengan dirimu, bahkan tampang saja tidak sama."
"Diam!" jawab si rubah, "Seandainya pengintrik sepertiku ditetapkan menjadi unta, siapa yang akan berusaha untuk pembebasanku?"
Ahli Kimia dan Si Bodoh
Ahli kimia meninggal dalam keadaan menderita dan frustrasi—sementara si bodoh menemukan harta benda dalam reruntuhan.
Mutiara
Rintik hujan, menetes dari awan,
Merasa malu bila bertemu lautan.
"Siapa diriku jika berada di lautan?" katanya.
Ketika ia melihat dirinya dengan kerendahan,
Tempurung melindunginya dalam pelukan.
Kekuasaan
Kekuasaan di dunia dari ujung ke ujung
Lebih tidak berharga daripada tetesan darah di atas bumi.
Pencuri dan Selimut
Seorang pencuri memasuki rumah seorang Sufi, dan tidak menemukan apa pun di sana. Ketika ia pergi, si darwis merasakan kekecewaannya dan melempar si pencuri dengan selimut alas tidurnya, agar pencuri itu tidak pergi dengan tangan hampa.
Belajar
Tidak seorang pun belajar seni memanah dariku.
Siapa yang tidak memaksaku, pada akhirnya, menjadi sasaran.
Orang yang Tidak Berbentuk
Bagi seseorang yang tidak terbentuk dalam sebuah komunitas
Hati dari para Bijak akan menderita sakit--
Bagai kolam dipenuhi mawar air, dan seekor anjing jatuh di dalamnya, mengotorinya.
Pelajar dan Pertapa
Beri uang kepada pelajar, supaya mereka dapat terus belajar. Jangan beri apa pun kepada pertapa, agar mereka tetap menjadi pertapa.
Kalajengking
Seekor kalajengking ditanya, "Mengapa kau tidak keluar di musim dingin?"
Dijawabnya, "Perlakuan apa yang kuterima di musim panas, sehingga aku harus keluar di musim dingin?"
Kayu hijau dapat dibengkokkan;
Ketika kering, hanya api yang meluruskannya.
Perahu
Kalau Nuh yang jadi kapten, apa yang mesti ditakutkan?
Takdir si Anak Serigala
Takdir bagi anak serigala adalah menjadi serigala, sekalipun ia dibesarkan diantara anak manusia.
Pohon yang Gundul
Tidak seorang pun melempar batu ke pepohonan yang gundul.
Kesombongan
Seseorang yang memiliki kesombongan di kepalanya--
Jangan bayangkan ia akan pernah mendengar kebenaran.
Jalan yang Lurus
Aku tidak pernah melihat manusia tersesat kalau ia berada di jalan yang lurus.
Sangkar
Ketika burung beo dikunci bersama burung gagak, ia berpikir bahwa merupakan keberuntungan dapat keluar dari sangkar.
Relatif
Sebuah lampu sama sekali tidak tampak bercahaya di hadapan matahari;
Dan sebuah menara yang tinggi tampak rendah di bawah kaki gunung.
Apabila engkau membakar hutan, jika dirimu bijak,
Engkau akan menghindari harimau.
Informasi dan Pengetahuan
Sebanyak apa pun engkau belajar, tidak akan mengerti jika tidak bertindak.
Seekor keledai yang membawa buku, tidaklah menjadi seorang cendekiawan maupun bijak.
Kehampaan akan esensi, apa yang ia pelajari--
Apakah kayu bakar atau buku?
Pawang Gajah
Jangan berteman dengan pawang gajah,
Jika engkau tidak memiliki ruang yang cukup untuk menjamu gajah.
Seorang Darwis yang Bersumpah untuk Menyendiri
Seorang darwis yang bersumpah untuk menyendiri duduk di padang pasir, ketika seorang raja berlalu beserta rombongannya.
Karena sedang dalam keadaan konsentrasi, ia tidak memerhatikan. Bahkan tidak mengangkat kepalanya saat arak-arakan melintasinya.
'Sang raja, yang ingin dihormati sebagaimana layaknya, merasa marah dan berkata, "Orang-orang berjubah compang-camping ini tidak berperasaan, seperti binatang, tidak tahu kesopanan maupun kerendahan hati."
Wazir sang Sultan mendekatinya dan berkata, "Wahai kaum darwis! Sultan dari seluruh dunia baru saja melintasimu, mengapa engkau tidak menghormatinya?"
Si darwis menjawab, "Biarkan Sultan mencari penghormatan dari mereka yang mencari keuntungan atas niat baiknya. Katakan kepadanya juga, bahwa para raja diciptakan untuk melindungi rakyat. Rakyat tidak diciptakan untuk melayani raja."
Keselamatan dan Kekayaan
Di dalam laut, kekayaan terlalu sulit dibandingkan.
Tetapi jika engkau mencari keselamatan, ada di tepi laut.
Rumah dan Unta
Seekor rubah berlari-lari ketakutan. Seseorang bertanya apa masalahnya. Jawab rubah, "Mereka menggunakan unta untuk dipekerjakan."
"Bodoh! " jawab orang tersebut, "Takdir unta tidak ada hubungannya dengan dirimu, bahkan tampang saja tidak sama."
"Diam!" jawab si rubah, "Seandainya pengintrik sepertiku ditetapkan menjadi unta, siapa yang akan berusaha untuk pembebasanku?"
Sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah